
Allah SWT berfirman: "...dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaanNya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya." (QS.Asy-Syams : 7-10).
Puncak
kebahagiaan manusia terletak pada tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).
Aspek penyucian jiwa, merupakan salah satu aspek yang harus mendapatkan
perhatian dari seorang insan muslim yang mendambakan hadirnya
ketenteraman jiwa dalam dirinya, jiwa yang redha kepada Allah dan Allah
pun redha kepadanya, jiwa yang tenteram (annafsul muthma'innah) tersebut
akan mengiringinya menghadap Allah SWT. Sehingga masuklah ia ke dalam
hamba-hamba Allah yang diredhai dan Allah menganugerahkan kepadanya
syurgaNya yang luasnya seluas langit dan bumiMenolak kejahatannya dan
menaklukkannya merupakan tugas yang paling penting, kerana jiwa adalah
musuh yang paling buruk, lebih buruk dari syaitan dan kaum kafir.
Pembersihan
dari kotoran yang melekat pada jiwa, dapat merasakan bagaimana rasanya
hati kita menjadi bening dan nyaman. Jiwa menjadi tenang dan akan
mendapat sapaan Allah seperti dalam ayat-Nya :"JIWA" lah yang menjadi
penyebab kerosakan manusia ... , dan pada jiwa pula manusia menjadi
tinggi darjatnya di sisi Allah ... sedang kebersihan jiwa hanya dapat
ditempuh dengan jalan mengingat Allah (Dzikrullah) secara terus menerus
... serta ... berusaha keras menghadap untuk berbakti kepada Allah
kemudian berpaling dari kemahuan syahwat itulah yang membersihkan dan
menjernihkan hati.
Sebuah
Hadis menyatakan bahwa "Allah tidak melihat badanmu atau bentukmu
,melainkan kedalam hatimu ". Kerana hati adalah tempat yang dilihat
Tuhan, ia merupakan kunci menuju kemunafikan, watak yang paling buruk
dalam pandangan muslim. "Tuhan tahu apa yang ada dalam hatimu" (QS
33:51).
Hati
adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada
manusia . Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu diturunkan
kedalam hati para Nabi ."(Jibril ) menurunkan wahyu kedalam hati nurani
mu dengan izin Tuhanmu , membenarkan wahyu sebelumnya , ........." (QS
2:97)."Wahai jiwa yang tenang datanglah kehadirat Tuhanmu dengan keadaan
redha dan diredhai " (QS 89:27-28).
Allah
SWT telah menjelaskan dan memberikan petunjuk dalam ayat-ayatNya
mengenai jenis-jenis nafsu (jiwa) sekaligus menunjukkan
peringkat-peringkatnya, sehingga kita dapat berjalan menuju penyucian
jiwa itu dengan melalui peringkat-peringkat nafsu tersebut.
Adapun jenis dan peringkat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
An-Nafsul Ammarah bis-Su'Allah SWT berfirman:"....kerana sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan." (QS.Yusuf : 53). An-Nafsul
Ammarah bis-Su' adalah jiwa (nafsu) yang selalu menyuruh kepada
kejahatan, jiwanya menjauhi pertentangan terhadap kemaksiatan, tunduk
dan taat kepada kehendak hawa nafsu dan godaan-godaan syaitan.
2.
An-Nafsul-LawwamahAllah SWT berfirman:"Dan aku bersumpah dengan jiwa
yang sangat menyesali (dirinya sendiri)." (QS.Al-Qiyamah: 2). An-Nafsul
Lawwamah adalah jiwa (nafs) yang menyesali dirinya. Kerananya nafsu itu
mencerca pemiliknya ketika dia menyedari dirinya masih melakukan
kelalaian dalam pengabdiannya kepada Allah.
3.
An-Nafsul Muthma'innah Allah SWT berfirman: "Hai jiwa yang tenteram,
kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredhaiNya. Maka
masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam
syurgaKu." (QS.Al-Fajr : 27-30). An-Nafsul-Muthma'innah adalah jiwa
(nafs) yang tenteram/tenang, jiwa yang suci, penuh ketundukan,
kepatuhan, dan ketaatan hanya kepada Allah semata, hawa nafsu sudah
tidak bisa mengusik/mengajaknya lagi kepada kemaksiatan.Allah SWT
berfirman:"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebenaran Tuhannya
dan menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya
syurgalah tempat tinggalnya." (QS.An-Nazi'at : 41).Rasulullah SAW
bersabda: "seorang pejuang (mujahid) adalah orang yang memerangi hawa
nafsunya untuk (mengenal) Allah." (HR. Tir-midzi).Allah SWT berfirman:
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami." (QS.Al-Ankabut : 69).
Ayat tersebut merupakan suatu petunjuk bahawa jalan menuju penyucian
jiwa dalam rangka mencapai redha Allah memerlukan kesungguhan dan
pengorbanan serta keikhlasan, dan atas usaha tersebut Allah akan
menunjukkan jalannya.
Adapun
rukun-rukun Mujahadatun Nafs yang terdapat dalam nash Al-Quran dan As
Sunnah antara lain adalah:1. Uzlah (mengasingkan diri). Uzlah di sini
bukanlah bererti menjauhkan diri dari keramaian manusia, menyendiri di
suatu tempat yang sepi atau memutuskan hubungan dengan keduniawian,
kerana hal-hal tersebut bertentangan dengan tatacara kehidupan yang
diatur oleh Islam,sedang Islam menyuruh untuk bergaul dengan baik,
berkumpul dengan sihat, beramah-tamah atau bersahabat dengan mereka yang
suka kepada kebaikan. Seorang mukmin yang bergaul dengan orang banyak
dan sabar atas tindakan-tindakan mereka, lebih baik dari orang yang
tidak bergaul dengan mereka dan tidak sabar atas tindakan-tindakannya
yang menyakitkan. (HR.Ahmad).
Uzlah
di sini ertinya adalah beruzlah dari kekufuran, kemunafikan, kefasikan,
beruzlah dari orang kafir, dari orang munafik, dari orang fasik serta
beruzlah dari tempat-tempat yang penuh dengan caci maki terhadap
ayat-ayat Allah dan Sunnah Rasul.Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya telah
ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka. Sesungguhnya kami
berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah,
kami ingkari kekafiranmu, dan telah nyata antara kami dan kamu
bermusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah." (QS.Mutahanah : 4)."Dan apabila melihat orang-orang
memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga
mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan
kamu lupa (akan larangan itu), maka janganlah kamu duduk bersama
orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).
(QS.Al-An'am : 68). Jadi semua bentuk uzlah itu dilakukan terhadap
kesesatan dan orang-orang yang sesat. Inilah kaedah umum bagi seorang
muslim dalam persoalan uzlah dan pergaulan (khalthah). Dengan demikian
kita mengetahui kapan uzlah itu mutlak wajib untuk dilaksanakan.2. Ash
Shumtu (berdiam diri). Allah SWT berfirman: "Tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang
yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa berbuat
demikian kerana mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi pahala
yang besar. (QS.An-Nisa : 114).Rasulullah SAW bersabda:"Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bertutur kata yang
baik atau diam." (HR. Bukhari).
Lisan
adalah pantulan dari diri kita. Memelihara lisan sesuai dengan ajaran
Allah merupakan salah satu perkara terpenting bagi manusia. Bagaimana
manusia memelihara lisan dari dosa, menggunakannya untuk perkara-perkara
yang baik semuanya itu memerlukan pengekangan diri atau hawa nafsu yang
memadai. Membiasakan diri untuk diam merupakan awal dari pembiasaan
menimbang kata-kata sebelum dilontarkan. Rasulullah SAW bersabda: "Kalau
tidak kerana hati kalian ternoda dan pembicaraan (lisan) kalian yang
berlebih-lebihan nescaya kalian akan mendengar apa yang aku dengar."
(HR.Ahmad). Kita dapati bahawa berlebih-lebihan dalam pembicaraan
merupakan salah satu faktor dari tertutupnya hati dari hal-hal yang
ghaib.
Diam
yang merupakan awal dari pengekangan lisan, namun jika pembicaraan itu
wajib dilontarkan dalam rangka amar ma'ruf nahi munkar, maka diam pada
situasi demikian adalah haram hukumnya.3. Al-ju' (lapar) Rasulullah SAW
bersabda: "Kalian wajib susah, kerana sesungguhnya susah itu merupakan
kunci hati." Mereka bertanya, "Bagaimana susah itu wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Tundukkan hawa nafsu kalian dengan lapar dan
jadikan ia dahaga!" (HR.Thabrani dengan sanad yang hasan).
Dari
hadis ini kita melihat bagaimana lapar memungkinkan untuk menjadi ubat
bagi jiwa dalam salah satu keadaan dan salah satu penyakitnya. Dalam
hadits lain Rasulullah SAW bersabda: "Wahai pemuda, jika di antara kamu
telah ada yang mampu untuk menikah, menikahlah! Sebab itu sangat baik
untuk memelihara penglihatan dan kemaluan. Dan barang siapa yang belum
mampu, hendaklah ia berpuasa sebab puasa itu menjaga nafsu syahwat."
(HR. Bukhari). Dari hadits ini diketahui bagaimana lapar menjadi ubat
bagi jiwa dalam beberapa keadaan.
Dengan
kedua hadis tersebut, kita mengetahui bahawa lapar menjadi ubat bagi
sebahagian keadaan jiwa. Makan sampai merasa kenyang adalah boleh dengan
catatan seseorang tersebut tidak mengikuti semua kehendak hawa
nafsunya, yang tidak boleh adalah makan kenyang terus-menerus, kerana
hal itu akan mematikan hati.
Oleh
karena itu Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya mengatakan: "Makanan
bagi manusia sekadar menegakkan tulang punggungnya. Kalau tidak, maka
sepertiga untuk makanan, sepertiga lagi untuk minuman, dan sepertiga
lagi untuk bernafas. (HR.Tirmidzi).4. As-Saharu (tidak tidur malam)
Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih
tepat untuk khusyuk dan bacaan di waktu itu lebih
berkesan."(QS.Al-Muzzammil : 6). Rasulullah SAW bersabda:"Barang siapa
solat Isya' dengan berjemaah kemudian duduk berdzikir kepada Allah
sampai matahari terbit, kemudian melakukan solat dua rakaat (solat
Dhuha), maka pahalanya seperti pahala haji dan umrah yang sempurna. (HR.
Tirmidzi). Melakukan ibadah pada malam hari sangat berat bagi semua
orang, kerana itulah Allah memberikan keutamaan berbanding dengan
waktu-waktu yang lain. Ibadah pada malam hari memberi pengaruh terhadap
kejernihan jiwa yang tidak dapatkan pada saat-saat yang lain. Pernah
seseorang bertanya kepada Hassan bin Ali (cucu Rasulullah SAW). "Mengapa
seseorang yang gemar solat malam selalu berwajah ceria dan cerah?
Hassan bin Ali menjawab, "Itu disebabkan kerana ia selalu berdialog
dengan Allah. Oleh kerananya, janganlah hairan bila Allah memancarkan
sebahagian cahayaNya pada sebahagian mereka. "Kebiasaan bangun malam
juga dilakukan oleh Abdullah bin Mas'ud apabila malam telah larut, dan
manusia sedang tertidur lelap. Abdullah bangun, membaca Al-Quran dengan
suara yang merdu. Tidak jarang, dia juga bangun malam untuk mendengarkan
bacaan ayat-ayat suci Al-Quran yang dibaca orang dalam masjid. Memang
mengisi malam dengan solat, zikir, membaca dan mendengarkan ayat-ayat
suci Al-Quran merupakan hal-hal yang lebih disukai para sahabat
Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman yang ertinya: "Dan adapun
orang-orang yang takut kebenaran Tuhannya dan menahan dirinya dari
keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya.
(QS.An-Nazi'at : 41).
LATIHAN PENYUCIAN JIWA
Cukup
diam dengan rasa rendah hati (tawadhu'), dan menjaga kesopanan di
hadapan Allah, serta rasakan bahwa Allah sedang berada sangat dekat
bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Panggillah Asma-Nya yang
baik-baik . Ya Allah...Ya Allah ... Ya Allah berulang-ulang dengan
menghadirkan hati serta kerinduan yang dalam. Hal tersebut selalu harus
terus anda lakukan setiap habis melakukan solat. Kemudian kalau ada
kesempatan waktu lakukanlah dialog-dialog di mana saja berada kerana
Allah ada di mana saja anda berada. Namun, Allah bukan laki-laki juga
bukan wanita atau yang tidak boleh dibayangkan dan disamakan dengan
makhluknya.Kalau seandainya tiba-tiba anda menangis ketika berdzikir
atau bahkan ketika solat ... hal tersebut tidak perlu dirisaukan kerana
Al Qur'an telah menjamin dan akan membimbing perjalanan kita ...
mudah-mudahan anda mendapatkan kurnia dari Allah swt. Amin (buka surat
Maryam ayat 58).
Mulailah
setiap melakukan dialog dengan didahului membaca
:BismIlahirrahmanirrahim.....Dua kalimat syahadatShalawat kepada
RasulullahBoleh dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, mahupun berbaring
..(QS 4:103).
Hubungkan
hati kita, perasaan kita, dan cuba timbulkan rasa rindu dan cinta
kepada Allah, panggil Asma-Nya berulang-ulang (tanpa menghitung-hitung
jumlahnya) dengan suara hati yang dalam ... lakukan dengan
sungguh-sungguh sehingga terasa ada sambutan yang menyeruak dalam kalbu
kita ... rasakan kedamaian dan keheningan yang sejuk di dada ... sebut
terus Ya Allah ...Ya Allah ... Ya Allah ... dan kuatkan hati kita tetap
berpegang kepada tauhid hanya Allah tujuan kita, hunjamkan sampai
kedalam lubuk hati yang dalam ... sehingga akan ada bimbingan di dalam
hati kita untuk selalu ingat Allah ... hati kita akan bergerak terus
seakan-akan tidak mahu diajak untuk berhenti ... terkadang ucapan
dzikirnya berubah dengan sendirinya ... ya Allah .... ya Allah berganti
la ilaha illallah ....dan seterusnya ...Tubuh akan semakin ringan dan
pasrah ... hati menjadi lebih tenang dan terang benderang ... rasanya
sejuk dan nyaman yang akan mengakibatkan hati menjadi lunak dan mudah
terkendali.Keadaan tubuh kadang terasa semakin berat ... getaran jiwa
semakin kuat dan ... emosi jiwa semakin tidak boleh dibendung, rasanya
ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya untuk mengungkapkan rasa
kerinduan yang dalam kepada Allah ... Saat itulah kita pasrahkan seluruh
jiwa raga kita dengan ikhlas ... sehingga Allah akan berkehendak
membimbing solat... membimbing rukuk dan membimbing hati kita untuk
bersabar...(lihat surat Az Zumar ayat 22-23)"Maka apakah orang-orang
yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia
mendapat cahaya dari Allah (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya
untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata" (QS
39:22-23)Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (aitu) Al
Qur'an yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gementar
kerananya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi
tenang kulit serta hati mereka di waktu mengingat Allah, itulah
petunjuk Allah ...
No comments:
Post a Comment