Sunday, January 7, 2018

AMALAN PENYUCIAN JIWA
















Allah SWT berfirman: "...dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaanNya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya." (QS.Asy-Syams : 7-10).


Puncak kebahagiaan manusia terletak pada tazkiyatun nafs (penyucian jiwa). Aspek penyucian jiwa, merupakan salah satu aspek yang harus mendapatkan perhatian dari seorang insan muslim yang mendambakan hadirnya ketenteraman jiwa dalam dirinya, jiwa yang redha kepada Allah dan Allah pun redha kepadanya, jiwa yang tenteram (annafsul muthma'innah) tersebut akan mengiringinya menghadap Allah SWT. Sehingga masuklah ia ke dalam hamba-hamba Allah yang diredhai dan Allah menganugerahkan kepadanya syurgaNya yang luasnya seluas langit dan bumiMenolak kejahatannya dan menaklukkannya merupakan tugas yang paling penting, kerana jiwa adalah musuh yang paling buruk, lebih buruk dari syaitan dan kaum kafir.




Pembersihan dari kotoran yang melekat pada jiwa, dapat merasakan bagaimana rasanya hati kita menjadi bening dan nyaman. Jiwa menjadi tenang dan akan mendapat sapaan Allah seperti dalam ayat-Nya :"JIWA" lah yang menjadi penyebab kerosakan manusia ... , dan pada jiwa pula manusia menjadi tinggi darjatnya di sisi Allah ... sedang kebersihan jiwa hanya dapat ditempuh dengan jalan mengingat Allah (Dzikrullah) secara terus menerus ... serta ... berusaha keras menghadap untuk berbakti kepada Allah kemudian berpaling dari kemahuan syahwat itulah yang membersihkan dan menjernihkan hati.


Sebuah Hadis menyatakan bahwa "Allah tidak melihat badanmu atau bentukmu ,melainkan kedalam hatimu ". Kerana hati adalah tempat yang dilihat Tuhan, ia merupakan kunci menuju kemunafikan, watak yang paling buruk dalam pandangan muslim. "Tuhan tahu apa yang ada dalam hatimu" (QS 33:51).


Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia . Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu diturunkan kedalam hati para Nabi ."(Jibril ) menurunkan wahyu kedalam hati nurani mu dengan izin Tuhanmu , membenarkan wahyu sebelumnya , ........." (QS 2:97)."Wahai jiwa yang tenang datanglah kehadirat Tuhanmu dengan keadaan redha dan diredhai " (QS 89:27-28).


Allah SWT telah menjelaskan dan memberikan petunjuk dalam ayat-ayatNya mengenai jenis-jenis nafsu (jiwa) sekaligus menunjukkan peringkat-peringkatnya, sehingga kita dapat berjalan menuju penyucian jiwa itu dengan melalui peringkat-peringkat nafsu tersebut.


Adapun jenis dan peringkat tersebut adalah sebagai berikut:


1. An-Nafsul Ammarah bis-Su'Allah SWT berfirman:"....kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan." (QS.Yusuf : 53). An-Nafsul Ammarah bis-Su' adalah jiwa (nafsu) yang selalu menyuruh kepada kejahatan, jiwanya menjauhi pertentangan terhadap kemaksiatan, tunduk dan taat kepada kehendak hawa nafsu dan godaan-godaan syaitan.


2. An-Nafsul-LawwamahAllah SWT berfirman:"Dan aku bersumpah dengan jiwa yang sangat menyesali (dirinya sendiri)." (QS.Al-Qiyamah: 2). An-Nafsul Lawwamah adalah jiwa (nafs) yang menyesali dirinya. Kerananya nafsu itu mencerca pemiliknya ketika dia menyedari dirinya masih melakukan kelalaian dalam pengabdiannya kepada Allah.


3. An-Nafsul Muthma'innah Allah SWT berfirman: "Hai jiwa yang tenteram, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam syurgaKu." (QS.Al-Fajr : 27-30). An-Nafsul-Muthma'innah adalah jiwa (nafs) yang tenteram/tenang, jiwa yang suci, penuh ketundukan, kepatuhan, dan ketaatan hanya kepada Allah semata, hawa nafsu sudah tidak bisa mengusik/mengajaknya lagi kepada kemaksiatan.Allah SWT berfirman:"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebenaran Tuhannya dan menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya." (QS.An-Nazi'at : 41).Rasulullah SAW bersabda: "seorang pejuang (mujahid) adalah orang yang memerangi hawa nafsunya untuk (mengenal) Allah." (HR. Tir-midzi).Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami." (QS.Al-Ankabut : 69). Ayat tersebut merupakan suatu petunjuk bahawa jalan menuju penyucian jiwa dalam rangka mencapai redha Allah memerlukan kesungguhan dan pengorbanan serta keikhlasan, dan atas usaha tersebut Allah akan menunjukkan jalannya.


Adapun rukun-rukun Mujahadatun Nafs yang terdapat dalam nash Al-Quran dan As Sunnah antara lain adalah:1. Uzlah (mengasingkan diri). Uzlah di sini bukanlah bererti menjauhkan diri dari keramaian manusia, menyendiri di suatu tempat yang sepi atau memutuskan hubungan dengan keduniawian, kerana hal-hal tersebut bertentangan dengan tatacara kehidupan yang diatur oleh Islam,sedang Islam menyuruh untuk bergaul dengan baik, berkumpul dengan sihat, beramah-tamah atau bersahabat dengan mereka yang suka kepada kebaikan. Seorang mukmin yang bergaul dengan orang banyak dan sabar atas tindakan-tindakan mereka, lebih baik dari orang yang tidak bergaul dengan mereka dan tidak sabar atas tindakan-tindakannya yang menyakitkan. (HR.Ahmad).


Uzlah di sini ertinya adalah beruzlah dari kekufuran, kemunafikan, kefasikan, beruzlah dari orang kafir, dari orang munafik, dari orang fasik serta beruzlah dari tempat-tempat yang penuh dengan caci maki terhadap ayat-ayat Allah dan Sunnah Rasul.Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka. Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari kekafiranmu, dan telah nyata antara kami dan kamu bermusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah." (QS.Mutahanah : 4)."Dan apabila melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan itu), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (QS.Al-An'am : 68). Jadi semua bentuk uzlah itu dilakukan terhadap kesesatan dan orang-orang yang sesat. Inilah kaedah umum bagi seorang muslim dalam persoalan uzlah dan pergaulan (khalthah). Dengan demikian kita mengetahui kapan uzlah itu mutlak wajib untuk dilaksanakan.2. Ash Shumtu (berdiam diri). Allah SWT berfirman: "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa berbuat demikian kerana mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi pahala yang besar. (QS.An-Nisa : 114).Rasulullah SAW bersabda:"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bertutur kata yang baik atau diam." (HR. Bukhari).


Lisan adalah pantulan dari diri kita. Memelihara lisan sesuai dengan ajaran Allah merupakan salah satu perkara terpenting bagi manusia. Bagaimana manusia memelihara lisan dari dosa, menggunakannya untuk perkara-perkara yang baik semuanya itu memerlukan pengekangan diri atau hawa nafsu yang memadai. Membiasakan diri untuk diam merupakan awal dari pembiasaan menimbang kata-kata sebelum dilontarkan. Rasulullah SAW bersabda: "Kalau tidak kerana hati kalian ternoda dan pembicaraan (lisan) kalian yang berlebih-lebihan nescaya kalian akan mendengar apa yang aku dengar." (HR.Ahmad). Kita dapati bahawa berlebih-lebihan dalam pembicaraan merupakan salah satu faktor dari tertutupnya hati dari hal-hal yang ghaib.


Diam yang merupakan awal dari pengekangan lisan, namun jika pembicaraan itu wajib dilontarkan dalam rangka amar ma'ruf nahi munkar, maka diam pada situasi demikian adalah haram hukumnya.3. Al-ju' (lapar) Rasulullah SAW bersabda: "Kalian wajib susah, kerana sesungguhnya susah itu merupakan kunci hati." Mereka bertanya, "Bagaimana susah itu wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Tundukkan hawa nafsu kalian dengan lapar dan jadikan ia dahaga!" (HR.Thabrani dengan sanad yang hasan).


Dari hadis ini kita melihat bagaimana lapar memungkinkan untuk menjadi ubat bagi jiwa dalam salah satu keadaan dan salah satu penyakitnya. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: "Wahai pemuda, jika di antara kamu telah ada yang mampu untuk menikah, menikahlah! Sebab itu sangat baik untuk memelihara penglihatan dan kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa sebab puasa itu menjaga nafsu syahwat." (HR. Bukhari). Dari hadits ini diketahui bagaimana lapar menjadi ubat bagi jiwa dalam beberapa keadaan.


Dengan kedua hadis tersebut, kita mengetahui bahawa lapar menjadi ubat bagi sebahagian keadaan jiwa. Makan sampai merasa kenyang adalah boleh dengan catatan seseorang tersebut tidak mengikuti semua kehendak hawa nafsunya, yang tidak boleh adalah makan kenyang terus-menerus, kerana hal itu akan mematikan hati.


Oleh karena itu Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya mengatakan: "Makanan bagi manusia sekadar menegakkan tulang punggungnya. Kalau tidak, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga lagi untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas. (HR.Tirmidzi).4. As-Saharu (tidak tidur malam) Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat untuk khusyuk dan bacaan di waktu itu lebih berkesan."(QS.Al-Muzzammil : 6). Rasulullah SAW bersabda:"Barang siapa solat Isya' dengan berjemaah kemudian duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian melakukan solat dua rakaat (solat Dhuha), maka pahalanya seperti pahala haji dan umrah yang sempurna. (HR. Tirmidzi). Melakukan ibadah pada malam hari sangat berat bagi semua orang, kerana itulah Allah memberikan keutamaan berbanding dengan waktu-waktu yang lain. Ibadah pada malam hari memberi pengaruh terhadap kejernihan jiwa yang tidak dapatkan pada saat-saat yang lain. Pernah seseorang bertanya kepada Hassan bin Ali (cucu Rasulullah SAW). "Mengapa seseorang yang gemar solat malam selalu berwajah ceria dan cerah? Hassan bin Ali menjawab, "Itu disebabkan kerana ia selalu berdialog dengan Allah. Oleh kerananya, janganlah hairan bila Allah memancarkan sebahagian cahayaNya pada sebahagian mereka. "Kebiasaan bangun malam juga dilakukan oleh Abdullah bin Mas'ud apabila malam telah larut, dan manusia sedang tertidur lelap. Abdullah bangun, membaca Al-Quran dengan suara yang merdu. Tidak jarang, dia juga bangun malam untuk mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran yang dibaca orang dalam masjid. Memang mengisi malam dengan solat, zikir, membaca dan mendengarkan ayat-ayat suci Al-Quran merupakan hal-hal yang lebih disukai para sahabat Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman yang ertinya: "Dan adapun orang-orang yang takut kebenaran Tuhannya dan menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya. (QS.An-Nazi'at : 41).


LATIHAN PENYUCIAN JIWA


Cukup diam dengan rasa rendah hati (tawadhu'), dan menjaga kesopanan di hadapan Allah, serta rasakan bahwa Allah sedang berada sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Panggillah Asma-Nya yang baik-baik . Ya Allah...Ya Allah ... Ya Allah berulang-ulang dengan menghadirkan hati serta kerinduan yang dalam. Hal tersebut selalu harus terus anda lakukan setiap habis melakukan solat. Kemudian kalau ada kesempatan waktu lakukanlah dialog-dialog di mana saja berada kerana Allah ada di mana saja anda berada. Namun, Allah bukan laki-laki juga bukan wanita atau yang tidak boleh dibayangkan dan disamakan dengan makhluknya.Kalau seandainya tiba-tiba anda menangis ketika berdzikir atau bahkan ketika solat ... hal tersebut tidak perlu dirisaukan kerana Al Qur'an telah menjamin dan akan membimbing perjalanan kita ... mudah-mudahan anda mendapatkan kurnia dari Allah swt. Amin (buka surat Maryam ayat 58).


Mulailah setiap melakukan dialog dengan didahului membaca :BismIlahirrahmanirrahim.....Dua kalimat syahadatShalawat kepada RasulullahBoleh dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, mahupun berbaring ..(QS 4:103).


Hubungkan hati kita, perasaan kita, dan cuba timbulkan rasa rindu dan cinta kepada Allah, panggil Asma-Nya berulang-ulang (tanpa menghitung-hitung jumlahnya) dengan suara hati yang dalam ... lakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terasa ada sambutan yang menyeruak dalam kalbu kita ... rasakan kedamaian dan keheningan yang sejuk di dada ... sebut terus Ya Allah ...Ya Allah ... Ya Allah ... dan kuatkan hati kita tetap berpegang kepada tauhid hanya Allah tujuan kita, hunjamkan sampai kedalam lubuk hati yang dalam ... sehingga akan ada bimbingan di dalam hati kita untuk selalu ingat Allah ... hati kita akan bergerak terus seakan-akan tidak mahu diajak untuk berhenti ... terkadang ucapan dzikirnya berubah dengan sendirinya ... ya Allah .... ya Allah berganti la ilaha illallah ....dan seterusnya ...Tubuh akan semakin ringan dan pasrah ... hati menjadi lebih tenang dan terang benderang ... rasanya sejuk dan nyaman yang akan mengakibatkan hati menjadi lunak dan mudah terkendali.Keadaan tubuh kadang terasa semakin berat ... getaran jiwa semakin kuat dan ... emosi jiwa semakin tidak boleh dibendung, rasanya ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya untuk mengungkapkan rasa kerinduan yang dalam kepada Allah ... Saat itulah kita pasrahkan seluruh jiwa raga kita dengan ikhlas ... sehingga Allah akan berkehendak membimbing solat... membimbing rukuk dan membimbing hati kita untuk bersabar...(lihat surat Az Zumar ayat 22-23)"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Allah (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata" (QS 39:22-23)Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (aitu) Al Qur'an yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gementar kerananya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit serta hati mereka di waktu mengingat Allah, itulah petunjuk Allah ...

No comments:

Post a Comment